ForexSignal88.com l Jakarta, 13/04/2018 – Pada perdagangan emas di pagi hari ini, secara umum emas mengalami saat-saat aksi beli kembali atau buyback sejenaknya setelah hasil Fed minutes dan ketegangan Suriah terus memuncak dalam beberapa hari perdagangan ini.
Seperti kita ketahui bahwa di perdagangan kemarin, kondisi greenback memberikan tekanannya kepada emas, sehingga hal ini membuat harga emas kontrak Juni di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex ditutup melemah $22,60 atau 1,65% di level $1337,50 per troy ounce.
Dan kondisi berbalik sejenak terjadinya ketika perdagangan pasar komoditi di Tokyo pagi ini berlangsung, di mana harga emas kontrak Juni untuk sementara mengalami kondisi yang menguat sebesar $1,70 atau 0,13 ke level $1343,60 per troy ounce.
Sebelumnya nilai emas mengalami pelemahannya yang cukup tajam di perdagangan kemarin di mana tensi perang di Suriah mereda setelah Presiden Trump bersama Inggris belum ada rencana penyerangan ke Suriah. Serangan militer sekutu ke Suriah tersebut sebagai bentuk tekanan kepada Presiden Bashar al-Assad agar tidak lagi menggunakan senjata kimia dalam menumpas pemberontaknya.
Situasi sekarang masih belum ada perkembangan lebih lanjut dari pihak sekutu atau NATO, namun Rusia sudah mengisyaratkan bahwa perang dunia ketiga akan segera berlangsung dengan awalan dari situasi di Suriah tersebu.
Kondisi ini tentu akan menimbulkan semangat safe haven emas yang menggelora lagi, apalagi menara pengawas Uni Eropa masih dalam kondisi darurat untuk persiapan rencana penyerangan militer tersebut. Situasi ini dapat dipastikan bahwa pihak AS ingin sekali menggempur Suriah dan memberi pelajaran penting bagi Rusia.
Namun kejatuhan emas juga disebabkan oleh hasil notulen the Fed dari rapat suku bunganya yang terjadi 2 pekan lalu di mana kala itu ada kenaikan suku bunga dari 1,5% menjadi 1,75%. The Fed sangat yakin dengan situasi ekonomi AS akhir-akhir ini, dan dalam rapat tersebut bahwa meski ada bayang-bayang perang dagang, namun the Fed berani menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonominya. Akhir tahun lalu, proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini sebelumnya 2,5% menjadi 2,7%. Sedangkan laju pertumbuhan ekonomi 2019 diproyeksikan naik menjadi 2,4% setelah Desember lalu diproyeksikan naik 2,1%.
Tingginya proyeksi pertumbuhan ekonomi tersebut tentu juga diimbangi oleh laju inflasi yang diyakini bisa mencapai target 2% pada awal tahun depan. Apalagi semalam klaim pengangguran mingguan AS menurun kembali. Dengan demikian, dari hasil notulen the Fed tersebut, diisyaratkan bahwa kenaikan suku bunga the Fed bisa sangat akomodatif dan agresif di tahun ini.
Sumber berita: ForexSignal88, Bloomberg, Investing, MarketWatch, Reuters,
Sumber gambar: Reuters